HIKMAH BULAN RAMADHAN
Nama Ramadhan berasal dari “Ramadho-a” yang berarti batu yang dipanaskan. Orang Arab memberi nama bulan itu bertepatan dengan saat itu sangat panas. Demikian kata Imam Baghowi yang dikutip dalam kitab “Mukasyafatul Qulub” karya Imam Ghozali.
Jika kata Ramadhan merupakan bentuk mashdarnya armadha, Ramadhan berarti membakar atau menghanguskan (Baca Kamus al-Munawir). Jadi, Ramadhan dapat diartikan bulan pembakaran dosa.
Adapun keutamaan bulan Ramadhan antara lain :
- Bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan diharamkan jasadnya dari api neraka. Sabda Nabi Saw :

(=Barang siapa merasa gembira dengan datangnya Ramadhan, maka Allah mengharamkan jasadnya dari semua neraka.)
- Bulan Ramadhan adalah bulan yang diberkahi oleh Allah karena merupakan bulan diturunkannya al-Qur’an. Allah berfirman :

(=Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan di dalamnya al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelas dari petunjuk serta pembeda (antara yang hak dan batil).
- Sepuluh hari yang pertama adalah rahmat, sepuluh hari yang kedua adalah maghfiroh, dan sepuluh hari yang terakhir adalah pembebasan dari api neraka. Demikian hadits Rasul Saw yang dikutip dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Ghozali.
- Semua kebaikan berkumpul di bulan Ramadhan. Ketaatan diterima, semua do’a dikabulkan, semua dosa diampuni dan surga merindukan orang yang berpuasa. Hal ini didasarkan kepada hadits Nabi Saw. yang dikutip di dalam kitab Durratun Nashi hin.
Tentunya masih banyak keutamaan bulan Ramadhan yang akan diterangkan pada pembahasan yang lain.
2. Pengertian Puasa & Hukumnya
Dalam kamus al-Munawir, Puasa (shoum) adalah mashdar dari madhi sho ma yang berarti menahan, mengekang (dari makan, minum dan sebagainya). Sedangkan menurut syara’ puasa adalah menahan diri dari dua syahwat, farji dan perut dari sejak terbit fajar hingga terbenam matahari disertai niat pada malam harinya (Baca kitab al fiqhul muyyasar fil ibadah )
Berpuasa di dalam Ramadhan adalah wajib hukumnya. Kewajiban ini berlaku untuk orang muslim yang telah baligh, berakal, dan mampu. Oleh karena itu orang kafir tidak berkewajiban untuk berpuasa, begitu pula orang gila, anak kecil, orang sakit dan orang bepergian jauh (yang boleh melaksanakan shalat jama’ dan qosor). Sedangkan anak-anak boleh dilatih untuk berpuasa. jika mampu, musafirpun boleh tetap berpuasa.
Allah berfirman :

(=Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa).
3. Hikmah Berpuasa
Secara umum hikmah berpuasa adalah membentuk jiwa takwa, seperti firman Allah :

(=Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa).
Di samping itu puasa dapat kita petik hikmahnya antara lain :
- Amal puasa adalah amal istimewa karena Allah Swt. sendiri yang akan memberikan balasannya. Nabi Saw. menghikayatkan dari Tuhannya (dalam kitab Durratun Nashihin).

(=Semua amal anak Adam itu untuk nya kecuali puasa. Maka sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya).
- Berpuasa berarti beramal kejujuran siapapun tidak tahu puasa kita kecuali diri kita dan Allah Swt.
- Dosa-dosa yang lalu diampuni oleh Allah Swt. karena ibadah puasa kita. Rasulullah Saw. bersabda :

(=Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan dasar iman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lalu).(baca kitab Durratun Nashihin).
- Berpuasa itu menyehatkan jiwa dan raga.
Rasulullah Saw. bersabda :
![]()
(=Berpuasalah kalian, maka kalian akan sehat)
- Berpuasa berarti mengendalikan syahwat. Inti puasa adalah pengendalian diri dari berbuat negatif yang muncul dari dua rongga yaitu mulut dan farji. Ini sesuai dengan tujuan puasa la’allakum tattaquun (agar kalian berjiwa takwa / takut).









