Pondok Pesantren Al Adzkar

Jl. Pucang Tama IX/20 Batursari Mranggen Demak Telp. (024) 7743744/ HP. 085225755750

Rabu, 16 Desember 2009

Remaja Kita : Problem dan Cara Mengatasinya

REMAJA KITA :

Problem & Cara Mengatasinya

Pengantar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Remaja didefinisikan sebagai masa menjelang dewasa. Remaja, yang dalam istilah psikologi disebut adolescence diawali dengan masa pra remaja (Pre adolescence). Antara laki-laki dan perempuan berbeda.Luella Cole dalam bukunya Psychology of Childhood and Adolescence membedakan laki-laki dan perempuan sebagai berikut :

Pre adolescence : from eleven to thirteen years for girls

from thirteen to fifteen years for boys

Adolescence : from thirteen to twenty years for girls

from fifteen to twenty years for boys ( 1947 : 5 )

Pra remaja berumur 11-13 tahun untuk perempuan dan berumur 13-15 tahun untuk laki-laki. Remaja berumur 13-20 tahun perempuan dan 15-20 tahun untuk laki-laki.

Pada masa-masa tersebut, secara fisik mereka sudah matang sebagai orang dewasa. Namun, secara pshikis mereka masih labil di dalam bersikap menghadapi masalah-masalah di luar dirinya. Mereka membutuhkan tokoh idola yang menjadi angan-angan masa depan dirinya. Pertama kali yang akan diidolakan adalah orang tua. Jika orang tua tidak dapat diidolakan menurut angan-angannya, mereka akan melirik gurunya dan jika gurunya tidak bisa diidolakan, mereka akan melirik orang di luar rumah dan lembaga pendidikan. Disinilah peran orang tua dan guru untuk bisa diidolakan mereka.

Sebab-sebab Kenakalan Remaja

Dr. Abdullah Naskih Ulwan dalam bukunya Tarbiyatul Aulad menyajikan berbagai faktor yang menimbulkan kenakalan pada anak (pra remaja) yaitu,

  1. kemiskinan yang menerpa keluarga
  2. disharmoni antara bapak dan ibu
  3. perceraian orang tua
  4. kesenggangan yang menyita masa anak dan remaja
  5. pergaulan negatif dengan teman yang jahat
  6. buruknya perlakuan orang terhadap anak
  7. film-film sadis dan porno
  8. tersebarnya pengangguran di dalam masyarakat
  9. keteledoran kedua orang tua terhadap pendidikan anak
  10. bencana keyatiman (1995:109:148)

Di samping faktor-faktor di atas pengaruh acara-acara televisi saat ini tidak sedikit andilnya di dalam membentuk kepribadian anak. Prof. Dr. Azyamardi Azra, M.A. dalam bukunya Esei-esei Intelektual Muslim & Pendidikan Islam memerinci pengaruh-pengaruh negatif televisi bagi anak dan remaja antara lain :

  1. acara-acara televisi dapat membuyarkan konsentrasi dan minat belajar
  2. kerusakan moral
  3. timbulnya kerenggangan timbal balik antara orang tua dengan anak
  4. kesehatan mata anak dapat terganggu
  5. timbulnya kecenderungan untuk meniru gaya hidup mewah

Kemajuan teknologi informatika juga sangat berpengaruh pada perkembangan negatif jiwa anak. Sebagai contoh, kemajuan telepon seluler berkamera sangat memudahkan transfer gambar-gambar porno beserta adegan-adegannya. Kemajuan teknologi internet juga demikian. Saat ini anak kelas IX sudah mahir internet. Jika pendidik tidak mengawasi, mereka akan membuka situs-situs yang berbau pornografi maupun pornoaksi. Naudzubillamindzalik.

Usaha Preventif Mengatasi Kenakalan Remaja

Agar tidak terjadi kenakalan pada remaja, kita harus berusaha untuk mencegahnya. Solusi yang paling jitu adalah menanamkan iman yang kuat dan mengajar mereka syariat Islam. Dr. Abdullah Naskih Ulwan bukunya yang lain Hatta Ya’lama menegaskan bahwa remaja muslim harus memiliki 4 kriteria yaitu :

  1. Iman yang kuat, artinya iman kepada Allah dan Rasul-Nya tidak ada keraguan sedikipun, suka berjihad dan selalu berkata benar. Allah berfirman (Q.S. al Hujurat : 15)

(= Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar)

  1. Ikhlas yang sungguh-sungguh, dalam arti melakukan ibadah hanya mengharap ridho Allah. Ibadah harus didasar 3 perkara yaitu :

    1. takut (hauf) akan azab kubur, kerasnya hisab, dan azab neraka
    2. harapan (tarji’) akan nikmat kubur, ringan hisab, rahmat, maghfiroh, dan surga serta pertemuan dengan Zat Allah Swt.
    3. cinta (hub) kepada Allah

Allah Swt. telah berfirman (Q.S. al Bayyinah : 3)

(= Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus supaya mereka mendirikan shalat, membayar zakat, dan demikianlah agama yang lurus)

  1. memiliki tekat yang kuat tanpa rasa takut Allah Swt berfirman (Q.S. al Ahzab : 39)

(= Dan mereka tidak takut kepada seseorang melainkan Allah. Dan cukup Allah sebagai pembuat perhitungan)

  1. memiliki usaha yang berkesinambungan. Allah berfirman (Q.S. at Taubah:105)

(= Dan katakan : bekerjalah maka kelak Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaannya)

Untuk meraih kriteria-kriteria di atas, Allah; melalui kisah dan nasihat luqman; telah bertausiah kepada remaja (Q.S. Luqman 12-19) antara lain :

    1. bersyukur kepada Allah
    2. menyembah Allah tanpa menyekutukannya
    3. berterima kasih dan berbuat baik kepada ibu dan bapak
    4. beramal baik, karena sekecil apapun amal akan dibalas oleh Allah
    5. mendirikan shalat
    6. amar makruf nahi munkar
    7. bersabar atas musibah
    8. bertawadzuk dan menghindari sikap sombong dan ujub
    9. menyederhanakan langkah dan melunakkan suara

Syech Ibrahim as Samaraqandi dalam kitab Tanbihul Ghofilin remaja harus dididik hingga sempurna.

Sifat perwiranya, yaitu

1. birul walidain

2. bersilaturahim

3. memulyakan saudaranya

4. bagus akhlaknya

5. memelihara agamanya

6. membaguskan hartanya dan menginfaqkannya

7. memelihara lisannya

8. menetap di rumah

9. tidak bergaul dengan orang-orang yang sering melampaui batas

Keluarga Utuh: Sebuah Keharusan

Keluarga yang utuh terdiri dari suami atau isteri yang salih, anak yang berbakti, teman bergaul yang baik dan rezeki yang tidak jauh dari rumahnya. Masih dalam kitab yang sama, Syech Ibrahim as Samaraqandi menguip hadits Rasul Saw. Beliau Saw. bersabda,

(= empat tanda kebahagiaan seseorang yaitu isteri shalihah, anak yang berbakti, teman bergaul yang shalih, dan rezeki yang ada di kotanya)

Gambaran keluarga yang utuh juga dijelaskan oleh Allah dalam (Q.S. Ar Rum: 21) sebagai berikut :

  1. sakinah yaitu tenang, tentram, harmonis
  2. mawaddah yang berarti ungkapan cinta yang diwujudkan dengan perbuatan fisik seperti membelai, mencium, memeluk, dan sebagainya.
  3. rahmah yaitu akifitas cinta melalui batin lebih-lebih pada saat suami atau isteri sudah tua.

Dengan keluarga yang harmonis anak akan tumbuh dan berkembang secara wajar dan kecil kemungkinan terjadi kenakalan karena anak lebih memilih tinggal di rumah dari pada di luar rumah. Allah Swt. telah membimbing kita untuk senantiasa berdoa untuk mereka (Q.S. al Furqon : 74)

(= Ya tuhan kami anugerahi kami isteri-isteri kami dan keturunan-keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami Imam bagi orang-orang yang bertaqwa)

Epilog

Anak berkembang membutuhkan tiga tempat pendidikan yaitu keluarga yang utuh, sekolah yang baik, danmasyarakat yang senantiasa menjaga moral. Teman bergaul mereka juga harus diperhatikan, salah bergaul akan berakibat fatal. Kemajuan teknologi informatika dan teknologi seperti televisi, HP berkamera, internet, dan sebagainya harus diarahkan penggunaannya sehingga anak bisa memilih dan memilah mana yang bermanfaat. Wallahu a’lam.

Buku-buku rujukan

  1. Al Qur’anul Karim
  2. Esei-esei Intelektual Muslim & Pendidikan Islam – Prof. Dr. Azyumardi Azra,M.A
  3. Hatta Ya’lama – Dr. Abdullah Naskih Ulwan
  4. Kamus Besar Bahasa Indonesia – Depdikbud
  5. Kiat Meraih Rezeki – Drs. H. Malikun
  6. Psychology of Childhood and Adolecence – Luella Cole
  7. Tanbihul Ghofilin - Syech Ibrahim as Samaraqandi

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda